Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PRINSIP KEHATI-HATIAN PRA PRODUKSI PRODUK TERNAK YANG AMAN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PRINSIP KEHATI-HATIAN PRA PRODUKSI PRODUK TERNAK YANG AMAN

(( Proses praproduksi (pemeliharaan ternak di peternakan) sangat penting karena proses ini merupakan bagian penting dalam upaya menghasilkan produk ternak yang aman dikonsumsi. ))

Pangan asal ternak sangat dibutuhkan manusia sebagai sumber protein. Protein hewani menjadi sangat penting karena mengandung asam-asam amino yang mendekati susunan asam amino yang dibutuhkan manusia sehingga akan lebih mudah dicerna dan lebih efisien pemanfaatannya.
Namun demikian, pangan asal ternak akan menjadi tidak berguna dan membahayakan kesehatan manusia apabila tidak aman. Oleh karena itu, keamanan pangan asal ternak merupakan persyaratan mutlak.
Demikian sumber dari Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor yang mencantumkan penulisnya adalah Sjamsul Bahri, E. Masbulan, dan A. Kusumaningsih.
Menurut para peneliti Balitvet itu, pentingnya keamanan pangan ini sejalan dengan semakin baiknya kesadaran masyarakat akan pangan asal ternak yang berkualitas, artinya selain nilai gizinya tinggi, produk tersebut aman dan bebas dari cemaran mikroba, bahan kimia atau cemaran yang dapat mengganggu kesehatan.
Oleh karena itu, kata mereka, keamanan pangan asal ternak selalu merupakan isu aktual yang perlu mendapat perhatian dari produsen, aparat, konsumen, dan para penentu kebijakan,karena selain berkaitan dengan kesehat-an masyarakat juga mempunyai dampak ekonomi pada perdagangan lokal, regional maupun global.
Selanjutnya para ilmuwan Balitvet itu mengungkapkan, pada akhir tahun 1960-an, perhatian masyarakat dunia terhadap berbagai residu senyawa asing (xenobiotics) pada bahan pangan asal ternak masih sangat kurang, karena pada saat itu perhatian masyarakat masih terpusat kepada masalah residu pestisida pada buah-buahan dan sayuran. Namun, setelah terungkap kandungan senyawa DDT, dieldrin, tetrasiklin, hormon, dan obat-obatan lain pada produk ternak, produk asal ternak mulai mendapat perhatian khusus.
Seiring dengan peningkatan kualitas hidup dan kehidupan, maka pembangunan peternakan tidak hanya dituntut untuk menyediakan produk ternak dalam jumlah yang mencukupi, tetapi juga produk tersebut harus berkualitas dan aman bagi konsumen.
Keadaan ini semakin mendesak dengan adanya UU No. 8 tahun 1998 tentang perlindungan konsumen. Keberadaan residu obat hewan golongan antibiotik dan sulfa, hormon, dan senyawa mikotoksin pada produk ternak seperti susu, telur, dan daging telah dilaporkan di Indonesia.
Untuk mendapatkan produk ternak yang aman bagi manusia harus dimulai dari farm (proses praproduksi) sampai penanganan pasca produksinya.
“Pada proses praproduksi (pemeliharaan ternak di peternakan) hal itu sangat penting karena proses tersebut merupakan bagian penting dalam upaya menghasilkan produk ternak yang aman dikonsumsi,” kata tim Balitvet itu.
Tujuannya untuk mengingatkan kembali semua pihak, terutama pelaku agribisnis peternakan di Indonesia agar menghasilkan pangan asal ternak yang berdaya saing tinggi dan aman dikonsumsi.
Apa sajakah yang dimaksud dengan hal penting dalam proses praproduksi itu? Diurai dalam beberapa artikel terpisah, faktor-faktor penting untuk menghasilkan produk ternak yang aman dan bermutu hal itu adalah:
1. Kontaminasi Produk dari Lingkungan dan Kontaminasi oleh Penyakit Hewan Menular
2. Peran obat hewan dalam Keamanan produk ternak
3. Peran pakan dalam keamanan produk ternak
Intinya, keamanan pangan asal hewan berkaitan erat dengan rantai penyediaan pangan itu sendiri, terutama pada proses pra-produksi. Faktor pakan, penyakit hewan, dan penggunaan obat hewan memegang peranan penting dalam sistem keamanan produk peternakan.
Oleh karena itu, penerapan HACCP pada setiap mata rantai penyediaan pangan asal ternak akan dapat menjamin keamanan produk yang dihasilkan. Hampir semua ransum ternak yang diproduksi oleh pabrik pakan komersial mengandung obat hewan terutama golongan antibiotik.
Umumnya peternak kurang mengetahui adanya waktu henti obat dan bahaya yang dapat ditimbulkannya, sehingga diperkirakan berbagai residu obat hewan (terutama golongan antibiotik) dapat dijumpai pada produk ternak seperti daging ayam dan susu.
Pengawasan kandungan obat hewan serta cemaran mikroba, mikotoksin, dan senyawa kimia lainnya pada pakan ternyata belum berjalan sesuai ketentuan seperti kriteria yang tercantum dalam SNI tentang pakan.
Perlu digalakkan sosialisasi atau penyuluhan kepada peternak tentang pentingnya mengikuti petunjuk penggunaan obat hewan, baik yang terdapat dalam pakan komersial maupun yang digunakan untuk pengobatan ternak. (YR)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer