Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Industri Obat Unggas 2008 Tumbuh 7,1% | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Industri Obat Unggas 2008 Tumbuh 7,1%

(( Berdasar data-data ekonomi, keuangan dan prediksi industri yang dikumpulkan, serta angka-angka asumsi dibuat, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2008 industri obat unggas tumbuh 7,1 persen. ))

Pada tahun 2008, Industri Obat Unggas, sebagai industri hilir, diprediksikan akan tetap bertumbuh sebesar 7,1%. Demikian kata Freddie Hadiwibowo DMS, dari PT SHS Internasional selaku Anggota Dewan Pakar Asosiasi Obat Hewan Indonesia dalam seminar tentang Prospek Bisnis Perunggasan 2008 di Hotel Peninsula Jakarta 7 November 2007.
Freddie Hadiwibowo mengungkapkan bahwa berdasar Wood Mackenzie, 2007, Pasar Obat Hewan Dunia dalam tahun 2006 masih tumbuh sebesar 7,7% dari tahun sebelumnya.
“Sampai dengan bulan Juni 2007, pertumbuhan penjualan secara global dari Perusahaan Multinasional dalam Industri Obat Hewan adalah rata-rata 11,8%,” kata Freddie menyitir Wood Mackenzie tersebut.
Adapun berdasar Bank Indonesia & Business Monitor International, Q3 2007, Freddie mengungkap bahwa dalam tahun 2008, indikator ekonomi memprediksi PDB Nasional masih akan tumbuh sebesar 6,1%, inflasi diperkirakan agak menurun menjadi 5,3%.
Di tahun 2008, Industri perunggasan di Indonesia diprediksikan akan bertumbuh sebesar 6,5 – 7,0 %. Menurut Freddie, seluruh prediksi tersebut di atas akan terealisir apabila: Harga minyak masih dalam kisaran 80 - 90 US$/barel.
Lalu, tidak ada gangguan keamanan yang berarti selama masa persiapan Pemilu dalam tahun 2008. Serta, adanya deregulasi dan debirokratisasi Pemerintah untuk bidang industri perunggasan dan obat hewan.
Freddie Hadiwibowo DMS membuat kesimpulan tersebut berdasar data-data ekonomi, keuangan dan prediksi industri yang ia kumpulkan, serta angka-angka asumsi yang ia buat.

Peran Strategis Peternakan
Menurut Anggota Dewan Pakar ASOHI ini, sampai kapanpun, terutama untuk Indonesia, agribisnis peternakan dan pertanian akan selalu memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional.
Menurutnya, World Development Report (WDR) mengungkap bahwa pada periode 1995-2003, pertanian menyumbang rata-rata 7 persen terhadap pertumbuhan PDB di negara-negara berkembang, seperti China, India, Indonesia dan Thailand. Padahal sektor tersebut mencakup sekitar 13 persen perekonomian dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja yang ada.
Bank Dunia memperhitungkan, target penurunan tingkat kemiskinan dan kelaparan yang barah pada tahun 2015 takkan tercapai jika sektor pertanian dan pedesaan terabaikan. Sehingga, mereka menghimbau dan menekankan vitalnya agar Pemerintah di negara-neraga berkembang mepreoritaskan investasi di sektor pertanian untuk mengatasi kemiskinan, termasuk Indonesia.
Perhitungan itu disampaikan dalam Laporan Pembangunan Dunia (World Development Bank/WDR) yang terbaru bertajuk “Agricuture For Development” (“Pertanian Untuk Pembangunan”) yang diluncurkan di Washington DC tanggal 20 Oktober 2007.
Freddie pun mengajak kita kembali ke sektor Agribisnis Peternakan, di mana Indonesia masih jauh dari kecukupan protein hewani, konsumsi daging per kapita per tahun baru mencapai 8,5 kg (Data USDA-GAIN Report Oktober 2007).
“Dari angka tersebut daging ayam hanya 4,5 kg/kapita/tahun. Konsumsi telur pun hanya 67 butir/kapita/tahun,” katanya.
Menurut Freddie, angka konsumsi tersebut merupakan yang terendah di antara negara-negara ASEAN, disertai dengan program Swa-sembada daging sapi 2010 yang sampai hari ini belum terlihat titik terangnya.
Kalau dilihat dari sisi positif, tegas Freddie, “Sektor Agribisnis masih merupakan suatu sektor yang cukup menjanjikan dan memang harus lebih dikembangkan di tahun-tahun mendatang.”

Analisa Kualitatif
Untuk memprediksi perkembangan perunggasan dalam negeri secara umum dan khususnya industri obat unggas di tahun 2008, Freddie Hadiwibowo DMS mengatakan bahwa kita perlu melakukan analisa dan prediksi dari dua aspek, aspek kualitatif dan aspek kuantitatif.
“Dalam aspek kualitatif sendiri sebetulnya ada beberapa aspek yang bisa dilakukan,” kata Freddie.
Namun, lanjutnya, yang paling dominan adalah aspek ekonomis dan juga aspek polkam atau politik dan keamanan, karena di sektor industri manapun aspek polkam akan selalu merupakan faktor yang sedikit banyak akan mempengaruhi perkembangan industri itu sendiri.

Lingkungan Strategis Global
Diungkap oleh Direktur PT SHS Internasional Freddie Hadiwibowo DMS, negara negara produsen unggas yang potensial seperti Brazil dan China, dan beberapa negara di Eropa, mereka juga sedang direpotkan oleh penyakit Avia Influenza.
Karenanya, katanya, produk- produk unggas dari negara-negara bersangkutan tidak boleh masuk ke Indonesia. Selain itu masalah kehalalan tetap merupakan isu utama yang membantu menghambat masuknya produk unggas ke Indonesia, termasuk dari USA.
Di sisi lain, lanjutnya, produk pertanian yang menunjang industri perunggasan di Indonesia, yaitu bahan baku pakan seperti jagung dan bungkel kedele dari negara-negara pemasok seperti USA, Argentina, Brazil, Peru, Chili dan lain-lain, masih tetap cukup dan aman untuk diimpor ke Indonesia.
“Demikian pula halnya dengan Grand Parent Stock dan Parent Stock,” tegas Freddie. Diharapkan pada tahun 2008, negara-negara bersangkutan tetap stabil dari segi politik dan keamanan, sehingga tidak mengganggu kegiatan impor/ekspor bahan baku pakan dan Grand Parent Stock/Parent Stock.
Adapun, menurut Freddie, harga minyak global yang bergejolak hingga mencapai US$ 90 per barel sampai saat ini masih bisa teratasi meskipun dalam APBN tahun 2007 harga minyak hanya diperhitungkan US$ 65 per barel.
Namun, kenaikan sampai mencapai US$ 100 per barel tahun 2008 tentu akan berdampak cukup signifikan terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.
Karena, paparnya, keuntungan tambahan yang kita peroleh tidak cukup untuk menutupi defisit yang terjadi akibat naiknya harga harga komoditi secara global, yang kemungkinan disertai tidak tercapainya target lifting minyak yang dicanangkan akan mencapai 1,034 juta barel per hari (mbpd).

Lingkungan Strategis Regional
Di hadapan peserta Seminar Nasional yang datang dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, pada dasarnya Lingkungan Strategis Regional hampir sama dengan Lingkungan Strategis Global, baik dari segi penyakit Avian Influenza dan pasokan bahan baku pakan dan parent stock, maupun pengaruh kenaikan harga minyak.
Ia memaparkan bahwa, hanya isu politik dan keamanan yang masih ada gojolak dibeberapa negara Timur Tengah dan beberapa negara ASEAN, termasuk terjadinya gangguan keamanan sebagai akibat dari gerakan separatis, yang berpengaruh terhadap keamanan perbatasan.
“Selain itu hal tersebut juga menyebabkan maraknya penyelundupan yang sulit diawasi, termasuk penyelundupan hasil produksi ternak/unggas,” ungkap Freddie.

Lingkungan Strategis Nasional
Adapun berdasar Laporan Survei Persepsi Pasar dari Bank Indonesia untuk Triwulan III 2007, pertumbuhan ekonomi sampai dengan Twiwulan Pertama tahun 2007 diperkirakan dapat mencapai 5,1-6,0%. Demikian orang penting di ASOHI ini.
Menurutnya, pemerintah juga masih optimis bahwa pertumbuhan ekonomi 6,8% tahun 2007 bisa tercapai karena masih cukup tingginya tingkat konsumsi masyarakat dan iklim investasi yang semakin kondusif.
Sehingga, “Kita juga dapat mengharapkan sektor Agibisnis Peternakan juga akan tumbuh sebesar 6,0-7,0% seperti yang kita prediksikan pada akhir tahun 2006,” tukas Freddie.
Diungkap oleh Freddie Hadiwibowo, peran daging ayam sebagai substitusi daging ruminansia terutama daging sapi akan terus berlanjut, bahkan peluangnya menjadi semakin besar. Hal tersebut didasarkan pada pasokan daging sapi yang semakin berkurang, untuk imporpun selain jumlahnya terbatas karena negara pemasok yang terbatas karena faktor penyakit, juga harganya relatif tinggi.
“Pada tahun 2008, diperkirakan harga daging sapi akan mencapai diatas Rp 50.000,- per kg,’ katanya. Selama 5 tahun terakhir, tren perkembangan perunggasan terbukti terus meningkat meskipun besarnya setiap tahunnya masih fluktuatif.
Namun, dari data produksi tahun tahun sebelumnya sampai dengan tahun berjalan tidak terjadi penurunan, termasuk prediksi tahun 2008 baik oleh GPPU maupun GPMT, dan juga PINSAR.
“Isu Flu Burung walaupun masih ada, namun karena tidak dikaitkan lagi dengan isu pemusnahan unggas, hal tersebut akan berdampak bahwa konsumen unggas tidak lagi dibayang-bayangi kehantuan terhadap infeksi Flu Burung akibat mengkonsumsi produk unggas,” lanjut Freddie.
Adapun menurutnya, selama kran impor daging ayam terutama paha ayam/CLQ masih tertutup, maka kebutuhan dalam negeri mau tidak mau harus dipenuhi oleh pasokan dari dalam negeri sendiri. Hal tersebut secara langsung juga akan mempertahankan produksi perunggasan yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan dagin ayam yang memang masih relatif rendah.
“Pada tahun 2008, isu politik akan menghangat dengan mendekatnya Pemilu tahun 2009. Namun diharapkan gejolak politik ini hanya terjadi pada tingkat elite politik dan tidak merambat ke bidang ekonomi,” harap Freddie.
Namun yang jelas, menurutnya, bidang keamanan juga akan terganggu dengan menghangatnya isu politik seperti demonstrasi demonstrasi yang mungkin diantaranya ada yang direkayasa.
“Mudah-mudahan isu politik dan keamanan ini tidak menjadikan negara menjadi chaos. Kalau hal tersebut bisa dijaga dan dicegah, maka perekonomian negeri kita akan tetap laju dan dunia perunggasan juga akan terus berkembang. Semoga!” tegas Freddie. (ASOHI/ YR)



Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer